July 26, 2025
27102022-bi-hil-21-bei-ihsg-03

Siap-siap Serok Cuan, Intip 6 Saham Unggulan Saat IHSG Menghijau

suterautama.com – Bursa saham Indonesia kembali menunjukkan tren positif dengan IHSG yang terus bergerak menghijau dalam beberapa sesi terakhir. Kondisi ini memberi sinyal optimisme bagi investor ritel maupun institusi, terutama yang ingin memanfaatkan momentum kenaikan harga saham di tengah sentimen global yang cenderung stabil.

Di tengah euforia pasar ini, banyak pelaku pasar bertanya-tanya: saham apa saja yang layak diintip untuk mendulang cuan? Sejumlah analis pasar modal menilai ada beberapa emiten unggulan yang diprediksi tetap solid meskipun volatilitas pasar masih bisa terjadi sewaktu-waktu.

Artikel ini akan membahas 6 saham pilihan saat IHSG menghijau, lengkap dengan ulasan sektor, alasan fundamental, dan strategi bagi para trader serta investor jangka panjang.

Kondisi Pasar Saham Saat IHSG Menghijau

Kenaikan IHSG belakangan ini didorong oleh beberapa faktor kunci, mulai dari aliran dana asing yang kembali masuk, kenaikan harga komoditas global, hingga ekspektasi kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif. Faktor-faktor ini membuat para analis optimis IHSG berpotensi melanjutkan penguatan ke level psikologis baru.

Investor ritel menjadi salah satu motor penggerak utama. Volume transaksi meningkat terutama di sektor perbankan, energi, dan konsumer, yang sering kali menjadi indikator kepercayaan pasar. Namun, para analis juga mengingatkan bahwa meskipun tren positif terjadi, strategi manajemen risiko harus tetap diterapkan, mengingat volatilitas pasar masih bisa meningkat karena ketidakpastian global.

Situasi ini menjadi peluang emas untuk “serok cuan” dengan memilih saham-saham berfundamental kuat dan likuiditas tinggi. Berikut adalah 6 saham pilihan yang direkomendasikan para analis.

6 Saham Pilihan yang Berpotensi Cuan

Berikut adalah 6 saham unggulan yang banyak direkomendasikan analis pasar modal saat IHSG bergerak positif:

1. BBCA (PT Bank Central Asia Tbk)

Sebagai saham perbankan bluechip, BBCA selalu menjadi primadona ketika IHSG dalam tren naik. Likuiditas tinggi, fundamental solid, dan potensi pertumbuhan kredit yang terus meningkat menjadi alasan utama saham ini layak dipantau.

Analis memperkirakan BBCA akan diuntungkan dari penurunan suku bunga acuan yang mendukung ekspansi kredit. Target harga jangka menengah disebut bisa naik 8–10% dari posisi saat ini.

2. TLKM (PT Telkom Indonesia Tbk)

Saham sektor telekomunikasi juga menjadi pilihan utama. TLKM diprediksi akan terus mencatat pertumbuhan seiring meningkatnya kebutuhan layanan digital dan internet, terutama pasca-peningkatan adopsi teknologi 5G.

Selain fundamental yang kuat, dividen rutin dari TLKM juga menjadi daya tarik bagi investor jangka panjang.

3. ASII (PT Astra International Tbk)

Sektor otomotif dan diversifikasi bisnis Astra melalui kepemilikan di sektor energi dan perbankan membuat ASII relatif tahan banting. Lonjakan penjualan mobil dan proyek ekspansi energi menjadi katalis positif.

Analis menilai ASII masih undervalued dibanding prospek pertumbuhannya, sehingga menarik untuk akumulasi saat IHSG bullish.

4. PGAS (PT Perusahaan Gas Negara Tbk)

Dengan harga gas dunia yang cenderung stabil dan meningkatnya permintaan domestik, PGAS menjadi pilihan di sektor energi. Emiten ini juga diuntungkan dari program energi bersih pemerintah yang meningkatkan konsumsi gas.

5. UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk)

Saham sektor konsumer defensif ini tetap menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global. UNVR cenderung stabil dan menawarkan dividen yang kompetitif, sehingga cocok bagi investor defensif.

6. MEDC (PT Medco Energi Internasional Tbk)

Kenaikan harga minyak mentah global membuat MEDC berpotensi mencatat kinerja positif. Dengan ekspansi proyek energi baru, saham ini menjadi incaran trader yang mencari momentum jangka pendek.

Strategi Trading Saat IHSG Menghijau

Kondisi IHSG yang bullish bukan berarti semua saham layak diborong. Analis menyarankan beberapa strategi berikut:

  1. Fokus pada saham berfundamental kuat dan likuiditas tinggi agar mudah keluar masuk pasar tanpa terjebak.

  2. Gunakan strategi buy on weakness, yaitu membeli saat harga koreksi tipis di tengah tren naik.

  3. Perhatikan sentimen global, terutama data ekonomi AS, harga komoditas, dan pergerakan rupiah.

  4. Terapkan cut-loss dan target profit agar portofolio tidak terjebak koreksi mendadak.

Risiko yang Harus Diwaspadai

Meski IHSG sedang menghijau, investor tetap harus waspada pada beberapa risiko, seperti potensi gejolak global, inflasi domestik, dan perubahan kebijakan moneter Bank Indonesia. Volatilitas jangka pendek bisa memicu koreksi cepat, sehingga manajemen risiko dan diversifikasi portofolio tetap penting.