October 23, 2025
Generasi Z

◆ Dominasi Jumlah Pemilih Generasi Z di Pemilu 2024

Generasi Z (lahir antara 1997–2012) kini menjadi kekuatan utama dalam peta politik Indonesia. Pada Pemilu 2024, jumlah pemilih Gen Z dan milenial mencapai lebih dari 55% dari total pemilih nasional — menjadikan mereka kelompok suara terbesar dalam sejarah demokrasi Indonesia.

Dominasi ini membuat partai politik tidak bisa lagi mengabaikan aspirasi anak muda. Setiap strategi kampanye kini harus menyesuaikan gaya komunikasi, nilai, dan isu yang relevan bagi Gen Z seperti lingkungan, transparansi, kesehatan mental, dan hak kesetaraan.

Perubahan ini menandai pergeseran besar dari politik berbasis figur senior dan patronase menuju politik berbasis isu dan nilai yang lebih progresif.


◆ Karakteristik Politik Generasi Z

Ada beberapa ciri khas yang membuat Generasi Z berbeda dalam berpolitik. Pertama, mereka sangat melek digital. Gen Z mengakses berita politik dari media sosial, YouTube, dan podcast, bukan media konvensional. Mereka terbiasa menyaring informasi secara kritis dan skeptis terhadap propaganda.

Kedua, mereka cenderung idealis dan vokal terhadap isu keadilan sosial, perubahan iklim, antikorupsi, serta kesetaraan gender. Gen Z tidak segan mengkritik politisi atau partai di ruang publik digital jika dianggap tidak konsisten.

Ketiga, mereka lebih menghargai integritas ketimbang senioritas. Track record dan transparansi kandidat lebih penting dibanding usia atau latar belakang keluarga politik.


◆ Dampak Gaya Politik Gen Z terhadap Partai

Kehadiran Generasi Z memaksa partai politik melakukan modernisasi. Banyak partai merekrut tim kreatif muda untuk membuat konten kampanye yang relevan di TikTok, Instagram, dan X (Twitter).

Debat politik kini dikemas ringan dan visual, bukan hanya pidato panjang yang kaku. Beberapa partai bahkan membuat kanal YouTube khusus untuk menjawab pertanyaan publik secara langsung agar terlihat lebih transparan.

Selain itu, partai juga mulai merekrut caleg muda berusia 25–30 tahun untuk menarik pemilih seumuran. Kehadiran mereka di parlemen diharapkan membuat kebijakan lebih responsif terhadap kebutuhan generasi baru.


◆ Isu-isu Politik yang Menjadi Perhatian Gen Z

Dalam berbagai survei, terlihat bahwa Generasi Z memiliki prioritas isu politik yang berbeda dari generasi sebelumnya.

  • Isu lingkungan hidup — Gen Z menuntut kebijakan pengendalian emisi, energi terbarukan, dan perlindungan hutan.

  • Transparansi dan antikorupsi — Mereka menuntut keterbukaan data keuangan partai, laporan kekayaan pejabat, dan hukuman tegas untuk koruptor.

  • Kesehatan mental dan kesejahteraan sosial — Dukungan untuk layanan kesehatan mental, cuti melahirkan ayah, dan pendidikan gratis jadi sorotan utama.

  • Kesetaraan gender dan HAM — Gen Z menuntut perlindungan hukum untuk kelompok minoritas dan perempuan.

Isu-isu ini memaksa partai politik merumuskan program baru yang lebih progresif dan inklusif.


◆ Tantangan Partai Mengakomodasi Suara Gen Z

Meski sadar pentingnya suara Generasi Z, banyak partai masih kesulitan beradaptasi. Struktur partai yang hierarkis dan senioritas tinggi sering membuat ide anak muda tidak didengar.

Selain itu, partai masih cenderung melihat anak muda sebagai “pemilih target” bukan “pengambil keputusan”. Akibatnya, Gen Z merasa hanya dimanfaatkan saat kampanye dan ditinggalkan setelah pemilu.

Tantangan lainnya adalah rendahnya kepercayaan Gen Z terhadap partai politik. Survei menunjukkan mayoritas Gen Z tidak percaya partai bersih dari korupsi, sehingga butuh transparansi dan reformasi besar untuk mengubah persepsi ini.


◆ Peran Media Sosial dalam Keterlibatan Politik Gen Z

Media sosial menjadi arena utama partisipasi politik Generasi Z. Mereka aktif membuat petisi online, kampanye digital, hingga menggalang donasi politik melalui platform seperti Kitabisa.

Tagar-tagar viral seperti #TolakRKUHP atau #PantauDPR sering dipelopori Gen Z dan berhasil menekan kebijakan pemerintah. Ini membuktikan bahwa mereka bukan generasi apatis, melainkan generasi kritis yang menuntut partisipasi langsung.

Ke depan, partai politik yang gagal membangun kehadiran digital otentik dan interaktif akan ditinggalkan oleh Gen Z yang lebih percaya pada komunitas online independen.


◆ Masa Depan Politik Indonesia di Era Gen Z

Melihat tren 2025, Generasi Z akan terus menjadi penentu utama arah politik Indonesia selama dua dekade ke depan. Jumlah mereka yang besar dan gaya partisipasi digital membuat suara mereka sangat berpengaruh.

Jika diakomodasi dengan baik, kehadiran Gen Z bisa mempercepat reformasi politik menuju sistem yang lebih transparan, inklusif, dan inovatif. Namun jika diabaikan, mereka bisa memilih jalur non-parlemen seperti aktivisme dan gerakan sosial yang menekan pemerintah dari luar.

Keberhasilan demokrasi Indonesia di masa depan sangat bergantung pada seberapa cepat partai dan lembaga negara beradaptasi dengan nilai dan ekspektasi generasi ini.


🏁 Penutup

◆ Kesimpulan

Generasi Z telah menjadi kekuatan baru yang menentukan arah politik Indonesia. Mereka menuntut transparansi, keadilan sosial, dan kebijakan yang relevan dengan masa depan mereka.

Jika partai politik mampu merangkul mereka secara sejajar, Indonesia bisa memasuki era baru politik yang lebih bersih, inklusif, dan progresif.


📚 Referensi