
Gempa Bumi Bermagnitudo 3.8 Kembali Guncang Bone Bolango, Warga Gorontalo Panik
suterautama.com – Warga Bone Bolango, Gorontalo, kembali dikejutkan oleh gempa bumi bermagnitudo 3.8 pada Senin dini hari. Guncangan yang dirasakan cukup kuat membuat sebagian masyarakat berhamburan keluar rumah untuk mencari tempat aman. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan pusat gempa berada di darat dengan kedalaman dangkal, sehingga getarannya terasa hingga wilayah sekitar.
BMKG mencatat gempa tersebut terjadi pada pukul 02.47 WITA, dengan episentrum berlokasi sekitar 12 kilometer barat daya Bone Bolango. Guncangan yang terjadi tidak berpotensi tsunami, namun tetap menimbulkan kepanikan karena getarannya dirasakan cukup kuat oleh masyarakat.
Sejumlah warga menyebutkan bahwa guncangan berlangsung selama beberapa detik dan cukup mengejutkan karena terjadi saat mayoritas penduduk sedang beristirahat. Banyak warga memilih bertahan di luar rumah hingga situasi benar-benar aman.
Kronologi Kejadian Gempa dan Respons Warga
Gempa bermagnitudo 3.8 ini datang secara tiba-tiba saat wilayah Bone Bolango dalam kondisi relatif tenang. Warga di beberapa kecamatan, seperti Kabila Bone dan Bonepantai, mengaku mendengar suara gemuruh sebelum getaran terasa. Meski durasinya singkat, getaran yang cukup kuat membuat barang-barang di rumah bergetar.
Kondisi ini membuat sebagian besar warga terjaga dan bergegas keluar rumah. Banyak yang berkumpul di area terbuka, seperti lapangan dan halaman rumah, untuk menghindari risiko bangunan runtuh. Beberapa warga yang tinggal di rumah semi permanen mengaku khawatir jika terjadi gempa susulan yang lebih besar.
Selain itu, sebagian masyarakat juga melaporkan adanya retakan kecil di dinding rumah akibat getaran. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan serius ataupun korban jiwa.
Penjelasan BMKG Soal Gempa di Bone Bolango
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Gorontalo, Arief Prasetyo, menyatakan bahwa gempa bermagnitudo 3.8 ini disebabkan oleh aktivitas sesar lokal di wilayah Bone Bolango. Kedalaman gempa yang relatif dangkal, sekitar 5 kilometer, menjadi alasan getaran terasa cukup kuat meski kekuatan magnitudo tidak terlalu besar.
Menurut BMKG, gempa jenis ini tidak berpotensi tsunami karena pusatnya berada di darat dan tidak melibatkan pergeseran lempeng di dasar laut. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada karena gempa susulan bisa saja terjadi, meski umumnya berkekuatan lebih kecil.
Arief juga mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti informasi resmi dari BMKG dan tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang belum terverifikasi. “Gempa dangkal seperti ini umumnya terjadi akibat pergerakan sesar aktif yang rutin di kawasan Sulawesi, dan masyarakat perlu selalu siap dengan mitigasi bencana,” ujarnya.
Upaya Mitigasi dan Antisipasi Gempa Susulan
Pemerintah daerah Bone Bolango melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi terdampak. Mereka juga mendirikan posko sementara untuk memantau kondisi masyarakat yang terdampak secara psikologis akibat guncangan.
BPBD mengimbau masyarakat agar memeriksa kondisi rumah masing-masing, terutama pada bagian struktur bangunan seperti tiang, dinding, dan atap, untuk memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan. Warga juga diingatkan untuk tidak kembali ke rumah jika kondisi bangunan terlihat retak parah.
Sebagai langkah pencegahan, BPBD bersama relawan setempat juga membagikan panduan mitigasi bencana gempa, termasuk cara menyelamatkan diri saat guncangan terjadi, lokasi titik kumpul aman, serta perlengkapan darurat yang perlu disiapkan oleh setiap keluarga.
Dampak Sosial dan Ekonomi Pasca-Gempa
Meski tidak menimbulkan kerusakan besar, gempa ini berdampak pada aktivitas warga. Beberapa sekolah memutuskan menunda kegiatan belajar mengajar di pagi hari untuk memastikan keamanan gedung. Sementara itu, pedagang pasar tradisional sempat menutup lapak mereka hingga situasi kembali normal.
Di sisi lain, para pelaku usaha kecil di Bone Bolango juga mengaku mengalami penurunan omzet pada hari kejadian karena banyak warga memilih tetap di rumah setelah gempa. Pemerintah daerah berencana memberikan pendampingan psikologis bagi masyarakat, terutama anak-anak dan lansia, yang mengalami trauma.
Selain itu, masyarakat diminta tidak menyebarkan informasi hoaks tentang potensi gempa besar berikutnya. BMKG menegaskan bahwa gempa tidak bisa diprediksi secara pasti, namun pemantauan aktivitas seismik terus dilakukan untuk memastikan keamanan wilayah.